KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Posted by : Unknown Friday, 19 February 2016



KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

A.      PENGERTIAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Secara umu strategi belajar mengajar  diartikan suatu garis – garis besar haluan untuk bertindak dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar :
1.      Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tngkahlaku dan kepribadian anak didik sebagiaman yang diharapkan.
2.      Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif.
4.      Menetapkan norma-norma dan minimal keberhasilan atau kreteria serta stadar keberhasilan.
Dari uraina diatas terambar empat masalah pokok yang penting dalam strategi belajar mengajar .
1.      Spesifikasi dan kualifiksi perubhana tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai hasil bahan belajar mengajar yang dilakukan itu.
2.      Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran .
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tekhnik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif.
4.      Menerapkan norma – norma atau kreteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas –tugas yang telah dilakukan.


B.      KLASIFIKASI STRATEGI BELJAR MENGAJAR
Menurut Tabrani Rusyan dkk. Ada Sembilan permasalah yang berhubungan dengan strategi belajar mengajar. 
1.      Konsep Dasar Strategi Belajar Mengajar.
Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi ; a) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku, b) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan tehadap masalah elaar mngajar, c) memilih prosedur etode, dan teknik belajar mengajar, d) menerapkan norma dan kreteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
2.      Sasaran kegiatan belajar mengajar.
Sasarna tau tujuan, tujuan haru ertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat oprasional dan kongkret yakni tujuan instruksional khusu dan tujuan instrusional umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai kepada tujuan yang bersifat Universal.
3.      Belajar mengajar sebagai suatu sistem.
Belajar mengajar selaku suatu sistem insruksional adalah Sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Yang memiliki komponen tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi, dan evolusi. Yang saling berorganisasi untuk mencapai keberhasilan belajar mengajar.
4.      Hakikat proses belajar mengajar
Belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan. Atinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yangmenyangkut pengetahuan, keterampilan aupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisasi atau pribadi.
5.      Entering bihavor siswa.
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan prilaku, baik secara material-subtansial-fungsional, maupun secara behavior. Entering behavior siswa adalah tahunya guru tentang karakteritik prilaku anak didik saat mereka mau masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar mengajar dilansungkan
            Menurut Abin Syamsudin ada 2 cara mengngidentifikasi entering behavior. Pertama secara tradisonal dan kedua secara inovatif. Gamabaran tentang entering behavior ialah siswa banyak menolong guru .
Ada tiga dimensi dari entering behavior yang harus diketahui oleh guru ;
a.      Batas – batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai oleh siswa.
b.      Tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa.
c.       Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikofisik.

6.      Pola – pola belajar mengajar.
Rober M. Gagne membedakan pola belajar siswa menjadi delapan tipe. Dimana tipe selalu menjadi bagain dari tipe yang lainnya. Tipe tersebut :
a.      Belajar tipe 1 ; signal learning ( belajar Isyarat)
b.      Belajar tipe 2 ; Stimulus Respon learning (belajar stimulus respon)
c.       Belajar tipe 3 ; chaining ( rantai atau rangkaian)
d.      Belajar tipe 4 ; verbal association (asosiasi verbal )
e.      Belajar tipe 5 ; discrimination learning ( belajar diskriminasi)
f.        Belajar tipe 6 ; concept learning (belajar konsep)
g.      Belajar tipe 7 ; rule learning (belajar aturan)
h.      Belajar tipe 8 ; prolem solving (pemecahan masalah)
Selain delapan pola diatas diperlukan juga kondisi lain yang anak didik hendaknya ;
a.      Diberikan stimulus yang dapat menimbulkan situasi bermasalah dalam diri anak didik.
b.      Diberikan kesempatan untuk memilih dan berlatih merumuskan dan mencari alternative pemecahannya.
c.       Diberikan kesempatan untuk berlatih dan mengalami sendiri melaksanakan pemecahan dan pembuktiannya. 

7.      Memilih system belajar mengajar.
Ada empat sistema pengajaran yang sering digunakan saat ini ;
a.      Enquri discoveri learning
Adalah belajar mencari tdan menemukan sendiri. Dalam system ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final tetapi anak didik diberi peluang untuk mencaridan menemukannya sendiri dengan penggunaan tehknik pendekatan pemacahan masalah. Secara garis besar prosedurnya adalah demikian;
1)      Simulation
2)      Problem statement
3)      Data collection
4)      Data processing
5)      Verification atau pembuktian
6)      Generalition
System belajar yang dikembangkan Bruner ini menggunkan landasan pemikiran pendekatan belajar mengajar.
b.      Ekspository Learning.
Dalam system ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematika, dan lengkap, sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Secar garis esar prosedur ini adalah ;
1)      Preparasi
2)      Apersepsi
3)      Presentasi
4)      Resetasi

c.       Mastery Learning
Dalam mastery learnig ini guru harus mengusahan upaya – upaya yang dapat mengantarkan kegiatan anak didik kearah tercapainya penguasaan penih terhadap bahan pelajaran yang diberikan . menurut Dr. Suharsini Arikuto ada dua buah kegiata dalam Mastery Learning yaitu
1)      Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa kelompok cepat sehingga siswa-siswa tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan keterampilannya .
2)      sedangkan kegiatan perbaikan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru dengan maksud mempertinggi tingkat penguasaan trhadap bahan pelajaran tersebut.

d.      Humanistic Education
Karekteristi dari metode ini adalah bahwa guru hendaknya jangan membuat jarak terlalu tajam dengan siswa sebagai siswa senior yang selalu siap menjadi sumber atau konsultan yang berbicara. Taraf akhir dari proses belajar mengajar menurut pandangan ini adalah self actualization seoptimal mungkin dari stiap anak didik.

8.      Pengorganisasian kelompok belajar.
Pengorganisasian kelompok anak didik sebagai berikut ;
1.      N 1. Pada situasi yang ekstrem, kelompok belajar itu mungkin hanya seorang

{ 1 comments... read them below or add one }

  1. simak vidio kami 10 banjir bandang mengerikan
    https://www.youtube.com/channel/UC4TQaus1dpvCZ-8FuweMWrg?sub_confirmation=1

    ReplyDelete

Welcome to My Blog

Blog Archive

Popular Post

Followers

- Copyright © INFORMASI KITA SEMUA -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -